FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea
FI/1200/49 - 
De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea

De ontwikkeling van Nederlands Nieuw-Guinea

Pengembangan daerah Nieuw-Guinea Belanda
Objectcode
FI/1200/49
Sebuah film dalam dua bagian tentang kegiatan pengembangan Nieuw Guinea Belanda. Di bagian 1 dapat kita ikuti acara kunjungan kepada sebuah pos penginjil Protestan dan sebuah pos misi Katolik di daerah pedalaman, pembangunan jalan-jalan, pembangunan tempat peluncuran kapal di Manokwari, pembukaan hutan, pemasukan barang dari luar negeri serta pembangunan pemukiman di Hollandia. Di bagian 2 diperlihatkan semua tahap pendidikan mulai dari sekolah dasar, sekolah lanjutan, sekolah kejuruan hingga sekolah lanjutan menengah pertama dimana pemuda-pemudi Papua dilatih untuk melakukan tugas utamanya: yaitu mengurus negeri mereka yang luas sekali dimana pesawat terbang akan main peran utama dalam bidang hubungan antar kota.
Contents
00.24 Teks: Pembangunan di daerah Nieuw Guinea Belanda. Kamera: A.A. Denninghoff-Stelling. Montase dan Komentar: Johan van Canstein. Narator: Joop Reinboud. 00.39 Gambar: Peta geografis Nieuw-Guinea Belanda lengkap dengan lautan dan samudra disekitarnya, kota-kota utama, sungai-sungai utama dan deretan pegunungan. Bagian-bagian yang belum dieksplorasi 'ditandai warna putih'. 03.05 Pemandangan dari udara sejumlah deretan pegunungan ditumbuhi hutan rimba sekali waktu terlihat menerobosi lapisan awan tebal serta sungai-sungai yang berkelok-kelok lewat lembah-lembah. 03.50 Armada kapal-kapal perahu terbuat dari batang pohon melaju dengan pesat dikemudi nggota-anggota suku Asmat yang tinggal bagian selatan. Pertunjukkan tarian sukacita oleh sekelompok penari laki-laki berpakaian cawat, yang hanya menggerakkan lutut kiri-kanan tanpa bergerak dari tempatnya masing-masing. 04.25 Dari dekat seorang wanita dengan noken pada kepala. Sepasang laki-laki asal suku Ekari. Acara pesta babi, tiga ekor babi yang dibunuh, yang ke-empat tengah diangkat ke atas api kayu. Tiga orang wanita pribumi sedang berpose. Pembakaran seekor babi di atas batu-batu panas dimeriahkan acara pertunjukan tarian berkeliling oleh sekelompok laki-laki bersenjata tongkat dan lembing, sedangkan hadirin lain berpose depan kamera atau menonton. 05.32 Seorang penginjil duduk dekat api kecil yang tiba-tiba berkobar kembali. Karena terasa akan disambut tarian, beliau turun ke jalan menuju ke arah sekelompok anggota-anggota suku dan menyalami kepala suku dengan cara saling menyentuh buku jari sebagai tanda tercapailah kesepakatan. Orkes kecil terdiri dari anak-anak muda dengan muka bercat warna putih. Mereka memukul tifa-tifa sempit lonjong. Tarian loncat oleh sekelompok gadis dengan muka berbintik-bintik putih. 06.11 Seorang misionaris mempersembahkan misa di depan altar sederhana dengan jemaat berdiri di belakangnya. Mereka kemudian membentuk kelompok-kelompok kecil dan berlutut di depan misionaris untuk menerima Roti Suci. 06.36 Tongkat-tongkat pikulan dengan buah-buah kelapa bergantungan sedang diangkat untuk diaraki ke lokasi upacara. Penduduk asli dengan muka berbintik-bintik putih meletakkan buah-buah kelapa di lahan terbuka. Mereka diiringi sekelompok gadis yang menari mengikuti irama tifa. 07.15 Seorang penginjil dan istri mengajar sekelompok muda-mudi berpakaian barat yang duduk berjongkok. Seorang wanita dan seorang laki-laki muda sedang memberi les privat kepada seorang anggota sesama suku menggunakan buku pelajaran sederhana. 07.50 Desa Enarotali yang terletak di atas salah satu lereng bukit yang turun ke danau Wissel. Sekelompok warga Papua berantrean di suatu pos pelayanan kesehatan di alam terbuka. Seorang wanita Eropa sedang membaluti mata seorang pasien. Seorang wanita lain sedang memimpin koor muda-mudi yang duduk bersandar pada dinding barak. 08.28. Warga Ekari berduyun-duyun mendatangi gereja dimana seorang pendeta penduduk asli memimpin ibadah. Sekelompok laki-laki dalam posisi berjongkok sibuk meratakan permukaan tanah pada proyek pembangunan landasan terbang. Setelah selesai bekerja mereka diminta berkumpul kembali oleh pengawas-pengawas. 09.00 Seorang fungsionaris pemerintah Belanda menggunakan rumah kerang kauri untuk menciduk manik-manik dari karung goni di dalam sebuah kotak karton. Di sebelahnya terdapat tumpukan kerang dan sejumlah kapak logam tanpa pegangan. Wanita-wanita membawa noken pada kepala. Si pejabat membayar upah sebanyak seciduk kerang berisi manik-manik kepada seorang buruh yang dipanggil menghadapinya dan kepada seorang buruh lain diserahkan sebuah kampak serta rumah kerang sebagai upah. Lalu semua hadirin melakukan tarian keliling. 09.43 Sekelompok warga sesama suku saling membayar dengan manik-manik. Seorang wanita muda melepaskan ubi-ubi dari noken dan menerima bayaran berupa manik-manik dari istri penginjil. Ubi-ubi dibersihkan oleh seorang pembantu sambil ditontoni sekelompok muda-mudi. 10.03 Proses menarik rontoh pohon-pohon muda dengan bantuan dua kendaraan buldoser dengan rantai besi terpasang di antaranya. Proses mendorong jatuh batang-batang pohon dengan bantuan buldozer yang dikemudi pekerja-pekerja Papua. uldoser berat mendorong ke depan tumpukan ttanah. Proses pemerataan permukaan lereng dengan menggunakan sekop. Mesin penggali tanah memutarkan bak untuk mengosongkan muatannya kedalam bak penampung dumptruck yang setelah penuh langsung berangkat. Dumptruck berjalan atas jalan yang baru sebagiannya telah rampung. Seorang ahli pengukur tanah di belakang alat teodolitnya. Sejumlah kendaraan dumptruck membongkar muatan. Mesin penarah jalan melicinkan permukaan tanah yang setelah disemproti air dari mobil tangki dipadatkan dengan mesin penggilas jalan. Bagian tepi jalan kemudian disemproti bitumen. 12.13 Gambaran proses pembangunan tempat peluncuran kapal di Manokwari. Buldoser terlihat meminggirkan puing karang yang kemudian dimuatkan ke atas GMC. Tempat peluncuran kapal sedang dibangun. Sejumlah portal serta beberapa rentangan siap untuk dipasang. Gudang beton beratap papan bergelombang. Sebuah derek menurunkan suku cadang berat kapal. Sebuah kapal tunda yang lunasnya sedang dilas. Pekerja galangan kapal mencopotkan alat pengukur tekanan dari tabung gas, pekerja-pekerja sedang melepaskan baling-baling kapal. Pemandangan dari galangan kapal . 14.02 Penebang-penebang kayu sambil berdiri di atas kerangka mengitari batang pohon bagian bawah, baji besar dalam batang, yang sesaat kemudian jatuh ke tanah membawa ikut batang-batang muda. Batang sedang diseret keluar dari hutan ke tempat penimbunan kayu di pinggir pantai dengan bantuan kendaraan buldoser caterpillar. Pemotongan batang menggunakan gergaji motor menjadi ukuran layak untuk dikapalkan. Buldoser meminggirkan batang pohon dan mengangkatnya ke atas ponton. 16.24. Sejumlah tukang gergaji membawa gergaji motor sedang berjalan melintasi batang pohon. Bagian bawah sebuah batang pohon digergaji menjadi irisan tebal menggunakan gergaji motor horizontal. Irisan tebal diatur sedemikian supaya dikeringkan dengan cara membilahnya (catatan 1) 16.41. Batang disayat untuk mengeluarkan damar yang menetes ke bawah dan menumpuk di kaki batang. Damar menjadi gumpalan-gumpalan kemudian dimasukkan ke dalam karung goni. Pekerja-pekerja Papua memikul karung-karung berisi damar keluar dari gudang. Karung goni ditutup dengan tisikan benang jahit. Karung-karung kemudian dipikul ke pantai dimana telah tunggu kapal pantai yang melepaskan kapal sekocinya ke daratan. Pantai dipandang dari arah kapal. Sekoci didayungkan ke pantai dimana para pemikul sudah siap menyambutnya. Perahu dayung berlambung dua melewati kapal pantai. Karung-karung dipindahkan ke sekoci, perahu bersayap sedang lewat. Seorang awak kapal pesisir menangani mesin penderek, sementara seorang awak lain berupaya menstabilkan tiang beban untuk mengerekkan beban karung-karung dari kapal sekoci masuk ke dalam palka kapal. Sebuah kapal berlambung dua siap berangkat. Papan muatan kapal dilepaskan. 18.36 Bilik pengemudi kapal pantai dengan nakhoda yang sedang menelusuri lautan melalui teropong dan pengemudi penduduk asli yang memegang kemudi. Si pengemudi mengukur jarak ke daratan dan mencatat posisi kapal di atas peta laut. Pemandangan garis pantai di pelabuhan Hollandia. Kapal pesisir Cycloop melabuhkan di dermaga. Sebuah kapal penumpang Angkatan Laut Belanda berlabuh di Teluk Humboldt. 19.13 Kapal niagal secara perlahan-lahan berlayar di atas laut tenang menuju pelabuhan dan mendekati dermaga. Sekoci mengambil gulungan tali yang telah dilepaskan dari kapal bagian belakang dan kemudian diangkat para pekerja dermaga untuk diletakkan di tepi dermaga. Pekerja-pekerja dermaga menjalankan alat-alat pengangkat dengan bal-bal yang baru diturunkan dari kapal, penurunan barang berupa peti-peti dengan tiang pengerek kapal sendiri, truk angkutan barang bermuatan besi beton. 20.30 Pemandangan kota Hollandia serta pelabuhan dengan jalan berliku-liku turun ke pantai yang senantiasa ramai dilalui kendaraan truk. Kompleks perumahan modern yang tengah dibangun sepanjang jalan. 21.08 Daerah pemukiman dalam proses pembangunan, tukang kayu menyerut sebalok kayu. Tukang batu penduduk asli sedang meletakkan lapisan semen pada tembok sementara teman sekerjanya meletakkan batu bata di atasnya. Pemasangan jendela oleh para tukang kayu penduduk asli. 21.26 Tamat Bagian I. 21.49 Seorang guru memukul tabung bekas oksigen untuk memanggil murid-muridnya yang segera memanjat bukit dan memasuki pekarangan sekolah. Papan nama sekolah desa di muka pintu masuk sekolah yang dibangun sendiri oleh penduduk. Seorang guru penduduk asli menjelaskan bagian-bagian sebuah rumah penduduk asli pada gambar di papan tulis. Anak-anak sekolah duduk di bangku sekolah di alam terbuka. Gambar dari dekat dari guru dengan muridnya yang penuh perhatian. 22.29 Seorang pengawas sekolah penduduk asli memasuki gedung sekolah dan ruangan kelas dan bersalaman dengan guru, pada saat mana semua murid berdiri. Si pengawas sekolah kemudian berbincang-bincang sebentar dengan guru kemudian menghapus tulisan bahasa melayu di papan tulis dan menggantikannya dengan sejumlah soal hitung. Para murid mencoba menyelesaikan soal-soal di atas batu tulisnya masing-masing. Si pengawas sekolah kemudian memeriksa hasil jawaban mereka. 23.10 Kompleks bangunan sekolah lanjutan di tepi teluk dimana seorang guru Belanda mengajar murid-murid Papua yang mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian. Pemandangan teluk dengan gunung-gunung di latar belakang. Ruang tidur murid-murid lelaki. Mereka memasang kelambu di atas tempat tidurnya. Dengan sabun dan handuk di tangan mereka meninggalkan ruang tidur dan menuju ke teluk untuk mandi di airnya. (catatan 2) 24.11Pagar tembok gedung sekolah teknik dengan nama sekolah tertera padanya. Kompleks gedung sekolahan. Seorang murid pembuat bangku di belakang bangku pemutar. Dia menghentikan putaran untuk memeriksa hasil pekerjaannya. Batere yang terpasang di belakang bangku-bangku pemutar. Papan kayu yang digunakan murid pada proses konstruksi sebuah rumah. Seorang guru mengajar seorang murid membuat ukuran rabung rumah dan cara memasangnya. Sekelompok murid mencat rak buku dan mebel-mebel lain dengan beragam warna. (catatan 3) 25.04 Seorang teknisi penglistrikan di atas tiang listrik sibuk menggulungkan kabel. Sekelompok pemuda Papua calon ahli telegrafi duduk di belakang alat transmisinya mengikuti mata pelajaran. Sejumlah murid calon ahli cuaca melepaskan balon cuaca sambil mengikuti perjalanan balon melalui teropong berkaki tiga. 35.35 Pos pelayanan kesehatan di alam terbuka. Seorang bidan perempuan penduduk asli menyiapkan suntikan. Perawat mengambil darah seorang anak bayi. Bidan perempuan kemudian memberinya suntikan.. Seorang ahli anestesia Belanda memasang masker pada seorang pasien. Seorang wanita penduduk asli asisten dokter sedang mencari kartu pasien. Ahli anestesia dan dokter ahli bedah Belanda didampingi perawat khusus bidang operasi dan mahasiswa dokter. Seorang pegawai administrasi penduduk asli sedang menggunakan mesin tik. 26.04 Sebuah model ukuran besar nyamuk anopheles terpapar di papan dekat pintu masuk gedung dinas pelayanan kesehatan bagian pembasmian Penyakit Malaria. Gambar dari dekat seorang murid yang menggunakan alat mikroskop pada mata pelajaran yang diikuti 4 murid. Seorang dosen menjelaskan berbagai tahap penyakit yang tertulis di papan tulis. 26.31 Proses pencairan bubuk DDT dalam air seember. Hasil campuran kemudian dialihkan ke tabung punggung yang diberi tekanan dengan cara memompa. Proses disinfeksi sebuah rumah dengan cara penyemprotan zat DDT dalam upaya pembasmian penyakit malaria. Pemberian nomor pada rumah sebagai tanda telah terlaksananya penyemprotan. Distribusi pil anti-malaria kepada para penghuni rumah-rumah yang telah disemprot. Obat yang diberikan langsung mereka minum tercuali seorang bayi yang masih berada dalam gendongan ibunya. 27.27 Papan nama pusat percobaan Kota- Nica yang terletak berdekatan dengan Pusat Percobaan Dinas Pertanian. Pemandangan lahan-lahan percobaan. Murid-murid sekolah pertanian sedang mengerjakan tugas didalam sebuah rumah kaca. Zat pelindung digeruskan dengan jari-jari untuk diaplikasikan ke biji-biji kakao sebelum ditanamkan. Pencangkokan tanaman muda. Inokulasi terhadap batang tanaman muda yang telah berbuah. Luka hasil inokulasi kemudian dibaluti. Pohon-pohon buahan diramoingkan dengan gergaji khusus. Proses penyemprotan tanaman menggunakan alat penyemprot bermotor yang terpasang di punggung. Proses pemotongan rumput dengan traktor yang dilengkapi alat pisau pembabat. Penggarapan tanah menggunakan traktor beranting bei tankbermata-mata bajak . Pengajaran tentang pemeliharaan traktor- traktor dan peralatan pertanian lain. 28.35 Sebuah proyek percobaan penanaman padi di atas lahan kecil dikunjungi seorang konsultan pertanian Belanda. Kepala desa mencari perhatian kaum penduduk desa dengan cara memukul tabung kosong bekas oksigen. Penduduk desa berkumpul di depan rumah kepala desa sambil menyaksikan cara mempersiapkan dan merapihkan meja. Fungsionaris pajak didampingi kepala desa duduk di belakang meja dimana setiap kepala keluarga harus melunasi pajak. 29.28 Seorang fungsionaris pemerintahan sipil berpakaian seragam didampingi sekelompok murid sekolah administrasi negara sedang berjalan-jalan melintasi lahan pertanian penduduk ke kebun kelapa milik s penghuni untuk melihat sendiri jumlah serta ukuran pohon-pohon kelapa yang dijadikan dasar pembayaran pajaknya. Fungsionaris dengan rombongan kemudian meneruskan inspeksi ke kebun pisang. Penanganan suatu perkara hukum oleh seorang pejabat. Dia didampingi seorang jurutulis dan dikelilingi penduduk mendengarkan pendapat dua belah fihak yang berselisih, yakni fihak penuduh maupun korban, yang disusul dengan pemberian vonis. 30.34 Papan nama di atas gedung sekolah kepolisian di Hollandia dimana para siswa kepolisian diberi pelatihan. Para siswa berpakaian tempur berupaya meloncati rintangan-rintangan pada jalur tempuran. Sebuah kelompok siswa lari berbaris melalui lembah di daerah pedalaman dan mengarungi sebuah perairan dangkal. Pemasangan perkemahan di hutan dan kegiatan memasak nasi di atas sebuah api terbuka, pembuatan atap dari alang-alang. Para siswa siap menunggu giliran menerima porsi makanan berupa nasi masak. Seorang instruktur Belanda sedang memakan nasinya. 31.49 Papan nama bergantung di atas pintu masuk gedung Sekolah Pelayaran Tingkat Pertama. Pemandangan dari kompleks gedung. Para siswa berkumpul untuk ikut serta dalam parada bendera. Penaikan bendera-bendera signal. Pelemparan keluar dari alat pengukur kecepatan kapal dari tangga. Bagian anjungan kapal lengkap dengan seorang opsir, pengemudi kapal dan seorang kelasi. Pengoperasian alat telegrafi kapal yang berlangsung bersamaan dengan penaikan kapal sekoci oleh sekelompok siswa. Gambar dari dekat seorang siswa di kelas alam terbuka yang mencoba membelahkan tali pada mata pelajaran membuat simpul. Para siswa membubarkan diri waktu jam pelajaran selesai. Pertandingan sepak bola antar murid diberi sambutan antusias dari penonton di atas tribun. 32.44 Sekelompok gadis ikut lomba lari. Lomba lempar lembing. Lomba loncat tinggi bagi kaum lelaki. Gadis-gadis bertepuk tangan. 33.15 Huruf-huruf PMS tertera pada pekarangan Sekolah Menengah Pertama. Gedung utama dengan salah satu ruangan kelas berisi sejumlah murid senior yang duduk di bangku mengikuti mata pelajaran ilmu ukur. 33.46 Marcus Kasiepo, wakil utama rakyat Papua pada South Pacific Conference sedang berpidato yang mana direkam. Pengontrol lalu lintas udara berbicara di mikrofon di menara bandar udara Mokmer di Biak dimana dia, seorang Papua asli, baru berhasil memandu pendaratan pesawat KLM Constellation. Pesawat bergerak dengan pelahan-pelahan. Kendaraan bagasi di belakang kendaraan Unimog mendekati pesawat yang sedang ditinggalkan penumpang. Para penumpang menghadapi duane, membuka koper dan membayar bea masuk seperlunya. 35.10 Tangki bensin perusahaan Shell mendatangi pesawat dan kompresor bergerak dipasang. Hotel 't Rif milik perusahaan penerbangan KLM dimana para penumpang akan menginap. Pesawat tipe DC-3 di lapangan. Pengontrol lalu lintas telah memandu pendaratan pesawat DC-3 dan Twin-Otter. Pesawat Piper Cub melepas landasan. Pesawat amfibi PBY Catalina dari Angkatan Laut Kerajaan. Pesawat DC-3 terbang rendah di atas landasan dan menambah kecepatan dan ketinggian. 36.13 Gambar udara dari landasan, landasan bersifat sementara di atas lahan kosong di daerah pedalaman, landasan terbang lurus dari beton di pinggir hutan, landasan yang hampir tak terlihat dari udara, sejumlah menara-menara pemboran minyak di lembah Moetoeri dan pipa-pipa minyak yang terhubung kepada stasiun pengisian di Klamono. Tangki-tangki minyak berwarna merah dekat dengan menara pemboran, daerah tempat pemukiman baru bagi kaum pegawai, dermaga di pinggir sungai. Landasan pada pulau yang dikelilingi lautan biru. Daerah-daerah pemukiman baru di kota Hollandia dan tangki-tangki minyak serta pergudangan pelabuhan Hollandia di teluk Humboldt. Tempat peluncuran kapal di Manokwari. 38.30 Teks : Tamat disertai vignet dari Dinas Penerangan Kerajaan 38.39 Tamat. (sumber: www.beeldengeluid.nl)
Tahun
1959

Technical detail

Film type
Film penerangan
Warna
Suara commentator
Bahasa Belanda

Thesaurus terms

Cultural
Cultural origin » Papua » South West Coast » Asmat
Cultural origin » Papua » Central Highlands » Central Highlands west » Wissel Lakes Region » Ekari
Geographic
Geographical term » Papua » Division South New-Guinea » Subdivision Asmat
Geographical term » Papua » Division Central New-Guinea » Subdivision Paniai » Paniai
Geographical term » Papua » Division West New Guinea » Subdivision Manokwari » Manokwari
Geographical term » Papua » Division Hollandia » Subdivision Hollandia » Hollandia
Geographical term » Papua » Division Hollandia » Subdivision Hollandia » Sentani » Kota Nica
Geographical term » Papua » Division Geelvinkbaai » Schouten Islands » Biak

References

Tautan-tautan
http://www.beeldengeluid.nl